blog-indonesia.com

27 Jul 2010

PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER

PSIKOLOGI INDIVIDUAL
ALFRED ADLER
A. SEJARAH SINGKAT
A. Sejarah singkat
Alfred Adler dilahirkan pada 7 Februari 1980 di Rudolfsheim, Wina, Austria. Ia berasal dari keluarga Jewish kelas pertengahan. Ia berbangsa Yahudi, namun ia tidak dibesarkan dalam budaya masyarakat Yahudi. Ia menganut kepercayaan Protestan. Adler merupakan anak kedua dari 6 bersaudara. Ia memiliki seorang abang yang bernama Sigmund. Semenjak dari kecil, Adler sering dibanding-bandingkan dengan abiliti abang sulungnya. Ia dan Sigmund, memang berbeda dari segi kemampuan fisik. Adler merasa cemburu dengan kakaknya yang selalu dibanggai dalam pencapaian olahraga. Tambahan, Adler tidak mampu untuk bergiat aktif sepertinya kakaknya, Sigmund karena ia telah dikonfirmasi mengidap penyakit Pneumonia ketika berumur baru 5 tahun. Lebih menyedihkan, dokter pula memverifikasi penyakit Adler adalah kronis dan sulit diobati. Bertitik tolak dari peristiwa tersebut, Adler telah menyimpan hasrat untuk menjadi seorang dokter apabila dewasa. Ternyata, cita-cita anak kecil itu telah berhasil direalisasikan bila ia berhasil merangkul gelar Doktor di usianya mencapai 25 tahun, pada tahun 1895. Ijazah tersebut Komisi Pengawas dari University of Vienna.

Bercerita soal hubungan Adler dan kelurga, ia pada mulanya sangat dimanjakan oleh ibunya. Namun, ia sekadar bersifat sementara. Pada usia Adler 20 bulan, ibunya menyambut kelahiran adik perempuannya yang baru dan sekaligus perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh ibunya selama ini telah pula beralih arah. Setelah menyadari situasi itu, Adler mulai akrab dengan ayahnya. Hubungannya dengan ayahnya semakin hari semakin akrab. Ayahnya menjadi sumber inspirasi Adler untuk sukses. Selama belajar di sekolah dasar, Adler pernah diherdik oleh guru kelasnya karena prestasi Adler di

sekolah sangat lemah. Ia sering gagal dalam ujian terutama dalam mata pelajaran Matematika. Gurunya pernah mengusulkan kepada ayahnya untuk memberhentikan Adler dari terus bersekolah. Kata guru itu adalah lebih baik jika Adler dilatih menjadi seorang tukang sepatu.

Akibat dari herdikan yang diterima, Adler menjadi semakin gentar dan hilang minat untuk pergi ke sekolah. Atas semangat dan kepercayaan yang diberikan oleh bapaknya, Adler akhirnya pulih semangat. Ia tekad untuk membuktikan bahwa ia ikut berpotensi untuk berhasil. Demi memenuhi desakan itu, Adler akhirnya berhasil mengatasi kegagalan beliau. Sejak detik itu, Adler tidak lagi mengalami kesulitan dalam belajar dan menjadi pelajar nomor satu dalam kelas.

Pada tahun 1898, ia berhasil menghasilkan hasil penulisannya yang pertama. Ia menekankan hubungan kesehatan dan abiliti seseorang mencapai kesuksesan. Kupasan ia membawa pembentukan prinsip pemikiran baru dalam suasana sekolah.

Pada tahun 1902, Adler mulai bergabung gerakan Freudian atas undangan Freud sendiri. Mereka banyak membahas aspek baru dalam dunia psikopatologi. Namun, sepanjang 4 tahun, Adler aktif dalam kegiatan Freudian; Adler tidak pernah sejalan pandangan dengan Freud. Buktinya, jelas dapat dilihat dalam penulisan Adler pada tahun 1907 yang mana mengupas tentang organ inferioriti dan kelebihannya. Adler membantah pandangan Freud terhadap pembentukan kepribadian seseorang itu adalah didorong oleh desakan seksual.

Maka, pada tahun 1911, Adler memutuskan untuk keluar dari terus bersama dengan gerakan Freudian itu. Adler bersama-sama dengan 8 orang anggota lain yang seangkatan dengan pandangan Adler berhasil mendirikan sebuah persatuan: Society for Free Psychoanalysis. Karena nama tersebut seolah-olah memperolok Freud, Adler memutuskan pula untuk mengubah nama tersebut ke Society for Individual Psychology.
Kemudian, pada tahun 1912, Adler menerbitkan pula sebuah buku yang berjudul "The Neurotic Constitution" yang mana buku ini merupakan usaha Adler untuk lebih mengembangkan onsep utama yang ada dalam Teori Psikologi Individu. Selain itu, penulisan beliau banyak memfokuskan kepada keunikan kepribadian seseorang individu. Selanjutnya, ia menghasilkan pula sebuah buku yang berjudul "Understanding Human Nature". Buku ini digunakan oleh para pelajar di Viennese Institute for Adult Education. Selama Perang Dunia I, ia ikut terlibat dalam revolusi Marxism dan bergiat sebagai tentara Austria. Ia berhasil mendirikan beberapa buah klinik perawatan mental di Wina. Namun sayangnya, usaha beliau itu akhirnya ditutup oleh pihak Nazi.Justru itu, ia beremigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1934 menyusul mendapat tawaran mengajar di Long Island College of Medicine.
B. GAMBARAN ADLER TENTANG SIFAT MANUSIA
Setiap individu merupakan makhluk yang bersosialisasi. Kepribadian manusia adalah dibentuk oleh lingkungan sosial di mana keinginan bersosialisasi itu sudah ada di dalam diri individu secara alami. Ini secara tidak langsung mencirikan bahwa teori kepribadian Adler turut menekankan aspek biologis seperti Freud yang menekankan aspek seksual. Keinginan mereka untuk menjalin hubungan dengan masyarakat dan memiliki semangat kekitaan dengan melibatkan diri dalam kegiatan sosial.
Namun, Adler menolak pandangan Freud mengenai naluri dan kebutuhan biologis merupakan elemen dasar kepribadian manusia. Menurut Adler,, manusia didorong oleh minat sosial. Dalam berusaha untuk bergaul dengan anggota masyarakat, manusia membentuk gaya hidup tersendiri. Di sini kebutuhan mendapatkan desakan seksual dilihat memainkan peranan yang kecil. Selain itu, setiap tindak-tanduk mnausia mempunyai suatu tujuan tertentu. Tujuan itu adalah untuk memperoleh rasa aman dan untuk mengatasi perasaan rendah diri. Kedua tujuan tersebut dipercaya sebagai pendorong individu ke arah menaklukkan daya, superioriti, dan kesempurnaan-terutama tujuan untuk mengatasi perasaan rendah diri. Maknanya, perasaan rendah diri atau inferioriti ini merupakan dasar penggerak dan pendorong ke arah masa pakai kreatif.

Selanjutnya, Adler juga berpendapat bahwa alam sadar (self-consciousness) menjadi pusat kepribadian manusia. Oleh sebab itu, manusia memiliki kemampuan untuk mengontrol dan mengarah dirinya menurut kehendak dirinya. Tambahan, manusia sadar akan sebab-musabab di setiap tindak-tanduk yang dilakukan. Dengan itu, mereka sadar akan perasaan inferior yang ada di dalam diri mereka serta bentuk asli suatu tujuan yang harus ditujui dan dicapai. Jadi, manusia itu bukanlah korban ke nasib
Adler turut menekankan aspek-aspek internal yang lain yang mana terdapat di dalam diri seseorang individu yaitu nilai, motif, minat, nilai, persepsi subjektif dan usahanya ke arah masa pakai unggul. Aspek-aspek internal ini turut menjadikan suatu kepribadian milik manusia itu unik dan berbeda satu sama lain
Sebelum Adler memformulasikan Teori Psikologi Individu, ia telah terlibat dalam pengkajian dan pembinaan teori tentang neurosis (dalam HL & RR Ansbacher, 1956). Maka, hasil teori beliau adalah dari konklusi yang dibuat dalam penelitian awal beliau terhadap para pasiennya. Kesimpulan yang dibangun berdasarkan penelitian itu digubal dari berhubungan dengan individu abnormal kepada orang yang normal. Maka, teori yang dihasilkan adalah bersifat ekonomikal dan memperkenalkan beberapa konsep utama dalam aplikasi Teori Psikologi Individu Adler. Antara konsep-konsep tersebut adalah [1] Fictional Finalism, [2] Usaha ke arah superioriti, [3] Perasaan inferior atau kompensasi, [4] Minat sosial, [5] Cara hidup, dan [6] otomatis kreatif.
1. FICTIONAL FINALISM
Every psychological manifestation should be perceived and understood as only preparatory for a particular goal. Everyone develops a final goal, either consciously or unconsciously, but ignorant of its meaning.
Konsep Fictional Finalism adalh berdasarkan filsafat Hans Valhinger dalam buku beliau:
The Psychology of "as if ', pada tahun 1911. Fictional Finalism menunjukkan apa yang sedang diusahakan oleh seseorang individu itu untuk dipenuhi (kehendak) di masa mendatang. Tujuan yang sedang ditujui adalah Fictional Finalism yang mengarahkan perilaku seseorang itu seperti percaya dan yakinnya individu itu bahwa dirinya ada kemampuan untuk merealisasikan segala impian (fiksi) agar menjadi nyata di akhirnya. Impian yang ingin dicapai seringkali bersifat ke arah kesempurnaan (guiding self ideal) dan idealistik. Ia ada dalam diri individu secara sadar atau tidak sadar. Selain itu, fiksi yang dirancang ini bersifat positif dan mampu mengemudi kejiwaan individu secara efektif sepanjang berhadapan dengan alam realitas. Misalnya, kepercayaan Muslim terhadap konsep neraka dan surga. Dua hal tersebut adalah suatu yang gaib dan penuh keajaiban. Namun, faktor keimanan Muslim membuat mereka yakin akan keberadaan hal ini setelah tibanya hari kiamat di mana surga diciptakan Allah untu didiami oleh para Mukmin sedangkan neraka menempatkan para hamba yang mungkar dan dilaknat. Justru itu, segala tindak tanduk manusia adalah menurut tujuan yang diinginkan yaitu untuk mendiami surga Allah. Maka, jelas bahwa tingkah laku manusia dalam mencorak kehidupan adalah dipengaruhi oleh tujuan yang hendak dicapai. Menurut Adler, seseorang yang normal mampu membebaskan dirinya dari terus dibelenggu oleh fiksi yang dirancang dan manusia turut berupaya membelakangi fiksi tersebut apabila ia dirasakan sudah tiada kepentingan.
2. Dorongan POKOK MANUSIA
Konsep ini berarti manusia akan berusaha menuju ke arah kesempurnaan kendirinya yang subjektif. Ia merupakan usaha mereka untuk berkembang. Kuasa yang mendorong individu untuk berusaha ke arah superioriti ada sejak lahir dan setiap individu menggunakan potensi ini menurut gaya hidup mereka yang unik di samping gigih mencapai tujuan yang diidamkan. Menurut Adler, manusia bergerak ke arah suatu kondisi yang semakin hari semakin baik dan seterusnya manusia akan memiliki rasa puas dan ketika itu, manusia berada di puncak kejayaan dan memperoleh kesempurnaan otomatis yang unggul. Di situ manusia turut merasa aman dan berkuasa. segala bentuk inisiatif yang dilakukan merupakan tujuan manusia mengatasi segenap perasaan inferioriti miliknya. Adler turut melabelkan reaksi manusia terhadap perasaan tidak senang atau inferioriti mereka dengan sesuatu situasi yang sedang dihadapi itu sebagai masculine protest. Ia turut berpendapat, superior dikaitkan dengan kuasa dan sifat kelakian (masculinity). Sedangkan, inferioriti dikaitkan dengan kelemahan dan sifat kewanitaan (femininity).

3. PERASAAN inferior ATAU Kompensasi
Man is pushed by the need to overcome his inferiority and pulled by the desire to be superior. Menurut Adler, manusia dilahirkan dengan kekurangan tertentu yang membawa rasa rendah diri. Rasa rendah diri ini akan mendorong individu untuk berusaha mengatasinya agar ia mencapai rasa superioriti dan kesempurnaan
Ada dua tipe inferioriti yang biasanya dialami oleh semua individu yaitu rasa rendah diri terhadap aspek fisik diri atau aspek kejiwaan. Rasa rendah diri terhadap aspek fisik diri digelar inferiority organ. Ia ada di dalam diri individu efek dari tanggapan subjektifnya atas bentuk fisik miliknya yang mana dikatakan kurang sempurna. Biasanya, perasaan inferiority organ dialami oleh mereka yang dilahirkan cacat anggota. Ada juga mereka yang tersedia normal turut mengalami perasaan inferiority organ karena diri individu ini berpikiran yang negatif dan pesimis terhadap diri sendiri. Maka, tidak heran, jika individu ini mengambil jalan yang drastis dengan menjalani comestic Surgery demi mendapatkan kepuasan dan menghilangkan perasaan inferior di dalam dirinya.
Kemudian, inferior kejiwaan yang terjadi subjektif efek dari ketidaksesuaian individu menghadapi dunia sosialnya. Perasaan inferior ini turut muncul dalam diri individu dalam pengaruh layanan orang tua yang diterima saat di awal 5 tahun pertama. Baik individu ini dimanjakan atau diabaikan oleh ibu dan ayah menjadi faktor yang menyumbang kepada pembentukan kepribadian individu ketika dewasa. Selain itu, layanan orang tua yang tidak bertoleransi dengan anak-anak dipercaya mampu memberi kesan kepada anak di mana anak bersikap memberontak dan bersikap anti-sosial. Proses memampas inferioriti ini akan terjadi terus menerus (cycle through Lifetime) dan terjadi di sepanjang hayat. Karena itu, inferior ini perlu dilihat dari perspektif yang positif. Dalam perasaan inferior, manusia sebenarnya mengalami proses perkembangan yang sehat dan ia merupakan satu kritik yang konstruktif buat diri sendiri dan dalam pada saat yang sama kita menjadi lebih peka terhadap kelemahan dan kelebihan diri sendiri.
4. MINAT SOSIAL
Social interest is the true and inevitable compensation for all the natural weaknesses of individual human beings. Minat sosial adalah trait yang ada sejak lahir lagi lagi tetapi harus dipupuk dan dibimbing. Minat masyarakat ini didasarkan kepada kebutuhan seseorang individu untuk bermesra dengan orang lain di samping memupuk semangat kekitaan. Sepertimana yang kita maklum, Adler pernah menggariskan bahwa tindak-tanduk seseorang itu adalah bersandarkan kepada suatu tujuan atau tujuan. Di sini, untuk mencapai tujuan kesempurnaan otomatis unggul, seseorang itu memasang strategi dengan berusaha membantu orang lain dan bertingkahlaku yang disenangi oleh masyarakat sekeliling. Sehubungan dengan itu, ia dapat menjauhkan seseorang individu dari berperasaan rendah diri dalam suasana sosial. Selanjutnya, individu berkeyakinan menuju pencapaian Kendiri Unggul di samping memperoleh penerimaan sosial yang tinggi.
5. CARA HIDUP
Cara hidup merupakan perencanaan hidup yang unik dan tersendiri. ia merujuk kepada cara manusia mengejar tujuan. Cara hidup seseorang itu telah dibentuk selama 5 tahun yang pertama. Demikian, ia digelar critical period di mana ia mempengaruhi reaksi individu kepada inferioriti yang dialami ketika dewasa. Perasaan inferioriti ini ada secara nyata dan khayalan. Adler ada menekankan pada family constellation: gabungan dari keluarga yang melibatkan posisi kelahiran dan layanan orang tua. Perkara tersebut merupakan aspek kejiwaan yang penting dalam memahami perihal perilaku seseorang individu.

0 komentar:

Posting Komentar

Saya Berharap Komentar/ kritik yang membangun oleh Rekan-rekan yang mengunjungi blog ini, Agar dapat lebih baik. Terimakasih

Silahkan Comments disini Gan

 
Design by Rahmat Ha Pe | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India