A. Defenisi belajar.
Ada beberapa defenis belajar menurul para ahli yaitu:
1. Hilgar dan Bawer
Belajar dengan hubungan berubahnya tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan karena pengalamanya yang berulang ulang dalam situasi itu. Dimana perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseeorang.
2. Eagane.
Belajar itu adalah terjadi bila suatu stimulus bersamaan dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatanya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu.
3. Morgan.
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
4. Witherrington.
Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyalakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa keceakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.
Dari deefenisi diatas dapat kita tarik kesimpualan bahwa:
1) Bealajar itu membawa perubahan,
2) Belajar dapat memberikan kecakapan baru.
3) Belajar itu terjadi karena usaha dengan sengaja.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan secara sunguh-sunguh, dengan sistematis mendayakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental seta dana , panca indera, otak dan anggota tubuh lainya. Demikian pula aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya, yang bertujauan mengadakan peubahan dalam arti seseorang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan keterampialn dan sebagianya.
B. Perbadaan kwalitatif dalam belajar
Secara kwalitatif (ditinjau dari sudut jumlah)belajar berarti kegiatan pengisisn atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.
Secara instusional (ditinjau dari kelembagaan) belajr dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi yang dipelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar akan semakin baik pula mutu peroleh siswa.
Dari dari defenisi defenisi belajar tadi dapat ditemukan adanya beberapa element yang penting yang menarik pengertian tentang yaitu:
1. Belajar merupakasn suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik.
2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
3. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relative mantap. Harus merupakan akhir dapat pada sesuatu periode waktu yang cukup panjang.
4. Tingkah laku yang mentengelami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, pemecahan suatu masalah berfikir, keterampilan, kecakapan, kebisaan, sikap.
C. Tujuan pembelajaran
Kegiatan belajar adalah sesuatu proses yang bertujuan dimana antara siswa dan guru sama-sama mengungkapkan agar kegiatan pembelajaran memperoleh hasil belajar yang maksimal. Belajar merupakan hal yang kompleks. Dipandang dari dua subjek dari siswa dan guru.
Tujuan pembelajaran tersebut merupakan sasaran belajar bagi siswa menurut pandangan dan guru, yang mana sasaran belajar itu merupakan tujuan bagi siswa yaitu:
1. Belajar bertujuan mengadakan perrubahan di dalam diri antara lain tingkah laku.
2. Belajar berrtujuan mengubah kebiasaan
3. Dengan belajar merubahan keterampilan.
4. Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.
D. Tipologi belajar
1. Keterampilan sensorik
Yaitu tindakan yang bersifat otomatis eehingga kegiatan lain yang telah dipelajari dapat dilaksanakan secara tanpa saling menganggu.
2. Belajar Asosiasi .
Dimana aturan tertentu berhubungan sedemikia rupa terhadap objek-objek, konsep konsep. Sehingga ketika kita menyebut yang satu cenderung untuk teringat yang lain.
3. Keterampilan pengamatan mekanis.
Kategori belajar ini menghubungkan belajar sensik motorik dengan belajar asosiasi.
4. Belajar konseptual.
Adalah gambaran mental secara umum dan abstrak tentang situasi atau kondisi-kondisi tertentu.
5. Cita-cita dan sikap
Belakar cita-cita dan sikap sedang diteliti dengan penuh perhatian. Suatu masalah didunia yang besar adalah sulitnya orang-orang dengan kebudayaan yang berbeda memiliki rasa laing pengertian antara yang satu dengan yang lainya.
6. Belajar memecahkan masalah.
Pemecahan masalah dipandang untuk beberapa ahli sebagai tipe yang tertinggi dari belajar karena respon tidak bergantung pada kemampuan ide-ide, abstrak-abstrak, mengunakan aspek-aspek dan perubahan-perubahan dari belajar tertentu. Melihat perbedaan yang kecil dan memproyeksikan dari remaja yang akan dating.
Sumber:
Ngaliom Purwanto, 1990. Psikologi pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.
Sumadi Suryabrata, 1971. Psikologi pendidikan. Yogyakarta. PT Raja Grafindo.
Muhibbin. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
0 komentar:
Posting Komentar
Saya Berharap Komentar/ kritik yang membangun oleh Rekan-rekan yang mengunjungi blog ini, Agar dapat lebih baik. Terimakasih