KREATIVITAS
A. PENGERTIAN KREATIVITAS
Kreativitas merupakan suatu potensi yang telah ada sejak anak dilahirkan, namun potensi tersebut tidak akan berkembang secara optimal apabila tidak mendapatkan pendidikan dan latihan dari lingkungannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat para ahli, yaitu :
Guilford (1967) menyatakan bahwa intelegensi berkaitan dengan kemampuan berpikir konvergen, sedangkan kreativitas adalah berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk berpikir divergen.
Utami Munandar menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan produk-produk baru, meskipun komponen-komponennya tidak semuanya baru.
Produk dari pemikiran kreatif itu antara lain mengandung ciri-ciri adanya :
o Kelancaran (fluency), yaitu mengandung banyak ide / pemikiran dan bersifat luas.
o Keluwesan (flexibility) dapat diterapkan dalam memecahkan berbagai persoalan.
o Keaslian (originality) bukan meniru bersifat khas dan unik.
o Elaborasi (elaboration) merupakan penyempurnaan terhadap hal-hal yang sebelumnya telah ada sehingga dapat lebih praktis, berdaya guna, dan menimbulkan kemudahan-kemudahan untuk melakukan sesuatu.
Potensi kreatif berkembang melalui beberapa tahap sebagai berikut :
1. Tahap persiapan (preparation), yaitu mulai dengan mempelajari latar belakang masalah yang dihadapi.
2. Tahap konsentrasi (concentration), yaitu berpikir sepenuhnya tentang masalah tersebut.
3. Tahap inkubasi (incubation), yaitu istirahat untuk penenangan dengan cara santai sejenak.
4. Ilumination (illumination), yaitu tahap “AHA” pada saat itu mendapatkan suatu ide / gagasan tentang pemecahan masalah yang dihadapi tadi.
5. Ferifikasi / Produksi (Verivication / production), yaitu tahap terakhir mulai memecahkan masalah tersebut dan merealisasikan dalam bentuk ide-ide.
D. CIRI ORANG / REMAJA KREATIF
Individu yang memiliki potensi kreativitas tinggi menunjukkan sikap dan perilaku yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Kekhasan perilaku kreatif digambarkan oleh beberapa ahli berikut ini :
1. Menurut Rogers (dalam Utami Munandar, 2004) ada tiga kondisi diri pribadi kreatif, yaitu :
Keterbukaan terhadap pengalaman
Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation), dan
Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-konsep.
2. Para ahli lain seperti Torrance dan Dembo (1979); Utami Munandar (2004); Conny Semiawan (1984); Cohen (1976); Siegelman (1973) mengemukakan beberapa ciri orang kreatif antara lain :
Suka humor, tidak kaku, dan tidak tegang dalam bekerja,
Suka pada pekerjaan yang menantang,
Cukup kuat memusatkan perhatian,
Suka mengemukakan ide-ide baru dan bersifat imajinatif,
Lebih sensitif terhadap keadaan orang lain,
Tidak banyak terikat pada kelompoknya,
Mampu memunculkan ide-ide yang aneh,
Terbuka terhadap ide / penemuan baru,
Fleksibel / tidak kaku, serta
Memiliki konsep diri positif.
Berikut ini Mangunhardjono (1986) mengemukakan beberapa ciri-ciri kehidupan keluarga yang dapat melahirkan anak kreatif, yaitu :
Menghargai anak sebagai pribadi,
Memberikan contoh tingkah laku kreatif,
Menaruh perhatian pada pengembangan bakat anak,
Memiliki patokan etis yang jelas, seperti :
a. Kejujuran
b. Penghargaan pada mutu pekerjaan
c. Memiliki keingintahuan secara intelektual
d. Memiliki ambisi yang sehat
▪ Kurang khawatir terhadap aktivitas yang dilakukan anak,
▪ Keluarga yang sering berpindah-pindah.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANGNYA KREATIVITAS
Menurut David Campbel (dalam Mangunhardjono, 1986) ada beberapa hal atau kondisi yang mempengaruhi berkembangnya kreativitas, yaitu :
1. Faktor pebawaan (Genetik)
2. Adanya keterbukaan dalam keluarga
3. Adanya kebebasan psikologis
4. Kehidupan yang sering berpindah-pindah
5. Tersedianya fasilitas yang memadai untuk mengembangkan bakat
6. Keberanian dalam mengambil resiko.
Selain itu, David juga mengemukakan hal yang menghalangi berkembangnya kreativitas anak, antara lain :
Takut gagal bila melakukan aktivitas,
Terlalu mengutamakan tata tertib dan tradisi,
Gagal melihat kekuatan yang dimilikinya,
Berpikir terlalu pasti,
Enggan untuk mencoba-coba / bermain-main,
Terlalu mengharap hadiah.
F. USAHA-USAHA GURU DAN ORANG TUA UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS REMAJA
Menurut Clark (1979) dan Rogers yang dikutip oleh Munandar (2004), untuk mengembangkan kreativitas (dalam mengajar) perlu menciptakan rasa aman dan kebebasan psikologis. Untuk itu pendidik perlu mengusahakan :
♪ Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
♪ Menghindarkan adanya suasana yang bersifat mengancam.
♪ Memberikan empati terhadap persoalan yang dihadapi anak.
♪ Memberikan kebebasan untuk berpendapat, permissiveness (memaklumi) terhadap pemikiran anak.
Menurut David Campbel (dalam Mangunhardjono, 1986) guru yang memiliki kebiasaan sangat baik untuk menumbuh kembangkan kreativitas anak adalah guru yang :
Bersifat mengasuh / membimbing
Suka bersifat informal
Memiliki persiapan mengajar yang matang
Tidak terikat pada buku pelajaran saja
Terbuka terhadap pendapat yang berlawanan
Suka memberikan penguatan (reinforcement) bila ada siswa yang kreatif
Tidak terlalu pasti.
Strategi 4P (Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk) dalam pengembangan kreativitas menurut Utami Munandar ialah :
1. Pribadi
Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan atau produk kreatif ialah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut.
2. Pendorong
Bakat kreatif siswa akan terwujud bilamana ada dukungan dari lingkungan dan dorongan dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.
3. Proses
Anak / siswa perlu diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas dan diberikan fasilitas yang diperlukan. Kurikulum yang terlalu padat mengakibatkan tidak ada peluang bagi siswa untuk melakukan kegiatan kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton tidak menunjang bagi siswa untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif.
4. Produk
Kondisi yang memungkinkan seseorang untuk menciptakan produk kreatif yang bermakna, yaitu kondisi pribadi dan kondisi lingkungan. Kedua kondisi ini seberapa jauh mampu menimbulkan kegiatan kreatif dan menghasilkan sesuatu produk kreatif.
Sumber:
Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang : UNP
2 komentar:
thgkyuu..postingnya bisa bantu buat tugas ppd nih...
Alhamdulillah postingan saya dapat membantu anda...
Posting Komentar
Saya Berharap Komentar/ kritik yang membangun oleh Rekan-rekan yang mengunjungi blog ini, Agar dapat lebih baik. Terimakasih