Manusia adalah makhluk yang paling sempurna di permukaan bumi. Dimana manusia diberi akal pikiran untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Tapi faktanya banyak manusia yang tidak memanfaatkan apa yang ada tersebut. Contonya para koruptor, dia adalah seorang pemimpin tapi kelakuaannya tidak mencerminkan seorang pemimpin. Disini terlihat bahwa seorang manusia tidak memanfaat apa yang diberikan oleh sang penguasa. Asal usul manusia dalam pandangan Islam tidak terlepas dari Adam. Dimana Adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah degan segala karakter yang ada dan dipunyai oleh manusia. Seperti yanh dijelaskan di atas. Allah memahami tentang proses manusia dibuat dan di ciptakan. Seperti ayat dibawah ini :
Yang artinya :
“dan sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.( Q.S Al-Mu’minun 23:12)
Kemudian sarinpati tanah tersebut menjadi nuthtah. Kemudian posisi nuftah berada pada rahim. Yang dijelaskan oleh surat Al-Mu’ minun 23:14).
Yang artinya:“kemudian air mani itu telah Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang Kami bungkus dengan daging . Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang ( berbentuk ) lain. Maka Maha Sucilah Allah ). Pencipta Yang Paling Baik.( Q.S. Al-Mu’minun 23:14).
1. Ruh dan Nafs.
Ruh adalah sutu komponen yang penting menentukan ciri kemanusiaan manusia. Allah meniupkan ruh tersebut setelah selesainya penciptaan fisik. Hal ini dijelaskan dalam surat Shaad, 37:71-72
Artinya :
“(ingatlah )ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah “. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannyadan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) Ku. : maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepdanya”. (Q.S 38:71-72)
Hal ini membuktikan kebesaran Allah dan tentang keterbatasan manusia dalam bertindak karea sampai sekarang manusia belum ada manusia yang bisa mencitakan makhluk hidup. Gejolak nafs dapat dirasakan menyebar keseluruh bagian tubuh manusia karena tubuh manusia merupakan kumpulan dari bermilyaran sel hidup yang saling berhubungan. Dalam surat Az-Zummar (Q.S .39:42)
Hubungan antara nafs dan fisik manusia demikian erat, meski sukar untuk diketahui dengan pasti bagaimana hubungan itu berjalan. Apabila kondisi kejiwaan atau mental mengalami kerusakan juga mengakibatkan keruskan pada pisik.Misalnya, kesedihan dapat menyebakan mata mengeluarkan, cairan, kesengsaraan membuat badan kurus.
Perpisahan antara nafs dan fisik disebut maut dan ini adalah peristiwa yang paling misterius dalam kehidupan manusai sebelum ia mejumpai peristiwa-peristiwa lainya didunia berbeda.
2. Fitrah manusia
Kata fitrah berasal dara “Fatara” arinya ciptaan, suci dan seimbang. Menurut Lois Makluf dalam kamus Al-Mujid menyebutkan bahwa fitrah adalah sifat yang ada pada awal penciptaan manusia, sifat alami manusia, agama, dan sunnah. Sedangkan menurut Iman Al-Maraghi fitrah adalah kondisi dimana Allah fitrah adalah kondisi dimana Allah mencitakan manusia menghadapkan dirinya kepada kebenaran dan kesiapan untuk menggunakan pikirannya. Dengan demikian fitrah adalah sebagai kondisi awal sutau ciptaan atau kondisi awal manusia yang memilki potensi untk mengetahui dan cendrung kepada kebenaran ( hanif). Fitrah dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan penciptaan fisik, melainkan juga dalam arti rohania, yaitu sifat-sifat dasar manusia yang baik karena fitrah tersebut dalam konotasi nilai.
Lahirnya fitrah sebagai nilai dasar kebaikan manusia itu dapat dirujukkan pada surat Al-A’raf (7:172). Ayat tersebut menjelaskan bahwa fitrah yang berati hanif ( kecendrungan kepada kebaikan) yang dimiliki manusia karena terjadi proses kesaksian sebelum digelar dimuka bumi. Kesaksian ini merupakan proses fitrah manusia yang selalu memiliki kebutuhan terhadap agama karena itu manusia dianggap sebgai makhluk religius yang memilki potensi baik atau potensi moral sejak awal kelahirannya. Sementara itu fitrah dalam arti potensi adalah kelengkapan yang diberikan padasaat dilahirkan kedunia berupa potensi fisik dan potensi rohaniah.
Jadi manusia adalah makhluk ciptaan manusia yang sangat berbeda dengan makhluk lainnya di alam semesta ini karena memilki karakter yang khas di banding dengan makhluk yang lainnya.
3. Fungsi Manusia
Fungsi manusia dimuka bumi adalah sebagai khalifah yang berarti sebgai pemimpin, wakil, pengelola, dan pemelihara yang memegang mandat Allah untuk mewujudkan kemakmuran dan kehidupan yang baik dimuka bumi dengan cara mengolah dan mendayagunakan apa yang ada dimuka bumi ini demi kepentingan hidupnya. Pernyataan ini dijelaskan dalam surat A-Baqorah ayat 30. Yang artinya:
“ingatlah ketika Tuhan mu berfiman kepada para malaikat : “sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.” Mereka berkata : “Mengapa Engkau hendak menjadikan ( khalifah ) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Untuk melaksanakan funsinya itu manusia dibekali potensi yang dimiliki oleh manusia harus dikerahkan secara optimal dan dinamis namun tetap dilandasi dengan ketundukan dan ketaantan kepada Allah S,W.T yang merupakan refleksi dari fungsi penciptaan sebagai khalifah yang akan diminta pertanggung jawabannya. Hal ini dijelaskan dalam surat Fatir ayat 39 yang artinya : “ dialah yang menjadikan kamu khlaifah-khalifah dimuka bumi. Barang siapa yang kafir , maka ( akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendriri. Dan kekafiran orang-oarang yang kafir itu tidak lain hanya akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanya lah menambah kerugian mereka belaka.
4. Tujuan manusia
Tujuan hidup manusia adalah untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah S.W.T. Sebagai mana tertuang dalam surat Adz-Dzaryat ayat 56. Yang atinya: “dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengapki kepada Ku.
Ibadah yang dilakukan manusia didasari oleh kebutuhan terhadap Allah S.W.T karena manusia diciptakan,diatur dan dikembalikan kepada Nya. Oleh karena itu ibada dilakukan secara ikhlas dan tanpa paksaan karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun kepda manusia termasuk ritual-ritual penyembahannya.
Diposkan oleh r4h_matPOenya di 17:11 0 komentar Link ke posting ini
Label: filsafat pendidikan
Aliran-aliran dalam Filsafat Pendidikan
. Aliran-aliran dalam Filsafat Pendidikan
a. Munculnya
b. Peranan dan fungsinya
c. Aliran progresivisme
1) Ontologi
2) Epistimologi
3) Aksiologi
Aliran-aliran dalam Filsafat Pendidikan
a. Munculnya
Filsafat adalah hasil pemikiran ahli-ahli filsafat atau filosof-filosof sepanjang zaman di sepanjang zaman di seluruh dunia. Sejarah pemikiran filsafat yang amat panjang dibandingkan dengan sejarah ilmu pengetahuan telah memperkaya khazanah (perbendaharaan) ilmu filsafat.
Ajaran filsafat pada dasarnya adalah hasil pemikiran seseorang atau beberapa orang ahli filsafat tentang sesuatu secara fundamental. Perbedaan-perbedaan cara dalam meng-approach suatu masalah akan melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda-beda tentang masalah yang sama. Perbedaan itu dapat juga disebabkan latar belakang pribadi para ahli tersebut, di samping pengaruh zaman, kondisi dan alam pikiran manusia di suatu tempat. Kenyataan-kenyataan itu melatarbelakangi perbedaan-perbedaan tiap-tiap pokok suatu ajaran filsafat. Dan oleh penelitian para ahli kemudian, ajaran filsafat tersebut disusun dalam suatu sistematika dengan kategori tertentu. Klasifikasi inilah yang melahirkan apa yang kita sebagai suatu aliran, (sistem) suatu ajaran filsafat. Suatu ajaran filsafat dapat pula sebagai produk suatu zaman produk suatu cultural and social matrix. Dengan demikian suatu ajaran filsafat dapat merupakan reaksi dan aksi atas suatu realita di dalam kehidupan manusia. Filsafat dapat berbentuk cita-cita idealisme yang secara radikal berhasrat meninggalkan suatu pola kehidupan tertentu.
b. Peranan dan fungsinya
Sebagai llmu tersendiri filsafat tidak saja telah menarik minat dan perhatian para pemikir, tetapi bahkan filsafat telah amat banyak mempengaruhi perkembangan ke seluruh budaya umat manusia. Filsafat telah mempengaruhi system politik, system sosial, system ideology semua bangsa-bangsa. Juga filsafat mempengaruhi system ilmu pengetahuan itu sendiri, yang tersimpul di dalam filsafat ilmu pengetahuan tertentu seperti filsafat hukum, filsafat ekonomi, filsafat kedokteran, filsafat pendidikan dan sebagainya. Akhirnya yang pokok dari semua itu filsafat telah mempengaruhi kepribadian seseorang dalam arti mempenagruhi sikap hidup, cara berpikir, kepercayaan atau ideologinya. Filsafat telah mewarisi subyek atau pribadi sedemikian kuat, sehingga tiap orang menjadi penganut suatu paham filsafat baik sadar maupun tidak, langsung ataupun tidak langsung.
Berdasarkan kenyataan sejarah, filsafat bukanlah semata-mata perenungan, hasil perenungan, hasil pemikiran kreatif yang terlepas daripada pra kondisi yang menentang. Paling sedikit, ide-ide filosofis adalah jawaban terhadap problem yang menantang pikiran manusia, jawaban atas ketidaktahuan, atau verifikasi tentang sesuatu. Filsafat juga merupakan usaha memenuhi dorongan-dorongan rasional manusiawi demi kepuasan rokhaniah, untuk kematangan pribadi untuk integritas.
Memang diakui, tiap-tiap aliran bukanlah filsafat bukanlah merupakan usaha mengakhiri perbedaan-perbedaan prinsipil dari suatu ajaran. Tetapi justru di dalam kebebasan memilih atau menolak (electicism) dan mengembangkan ide-ide filsafat itu, asas filosofis yang menghormati martabat kemanusiaan setiap orang tidak hanya teoritis adanya, melainkan praktis, dilaksanakan. Inilah satu bukti dan jaminan konkrit kebenaran-kebenaran filsafat yang asasi.
Klasisifikasi aliran filsafat menurut Brameld berdasarkan kesamaan tiap ajaran filsafat di dalam satu sistem tertentu. Demikian pula perbedaan-perbedaan di antara ajaran-ajaran tersebut sama lain menjadi penentu mengapa aliran-aliran tersebut dibedakan. Aliran-aliran tersebut ialah:
1. Essentialism
2. Progressivisme
3. Perennialism
4. Reconstructionisme
c. Aliran progresivisme
Berkembang dalam permulaan abad 20 ini terutama di Amerika Serikat. Progresivisme lahir sebagai pembaharuan dalam dunia (filsafat) pendidikan terutama sebgai lawan terhadap kebijaksanaan –kebijaksanaan konvensional yang diwarisi dari abad ke-19.
Progresif (berkembang maju) adalah sifat alamiah, kodrati dan itu berarti perubahan. Dan perubahan berarti suatu yang baru. Sesuatu yang baru sungguh-sungguh merupakan keadaan yang nyata dan bukan sekedar pengertian atas realita yang sebelumnya memang sudah demikian.
Progressivisme menganggap pendidikan sebagai cultural transition, yakni mampu merubah dalam arti membina kebudayaan baru yang menyelamatkan manusia bagi hari depan yang makin kompleks dan menantang menuju tata hidup social, teknologi dan moral yang supermodern.
Progresivisme mempunyai ciri utama, yaitu mempercayai manusia sebagai subyek yang memiliki kemampuan untuk menghadapi subyek yang memiliki kemampuan untuk menghadapi dunia dan lingkungan hidupnya yang multikompleks dengan skill dan kekuatan sendiri secara intelegen dengan intelegensi aktif sehingga berarti menghormati martabat manusia, menghormati harga manusia yang member kemungkinan dan prasyarat bagi perkembangan tiap pribadi manusia sebagaimana potensi yang ada padanya.
Sebagai ciri utama lain progressivisme adalah satu filsafat transisi antara dua konfigurasi kebudayaan yang besar. Progressivisme adalah rasionalisasi mayor daripada suatu kebudayaan, yakni:
(1.) Perubahan yang cepat dari pola-pola kebudayaan Barat yang diwarisi dan dicapai dari masa silam
(2.) Perubahan yang cepat menuju pola-pola kebudayaan baru yang sedang dalam proses pembinaan untuk masa depan
1) Ontologi
Thesis aliran ini tentang ontology, tentng hakikat eksistensi, realita, tersimpul dalam asas-asas sebagai berikut :
1. Asas Hereby atas asas keduniawian
Realita semesta sebagai kosmos dengan istilah “universe” berarti eksistensi yang amat luas, tak terbatas yang berupa kenyataan dalam kehidupan manusia berada dan berlansung.
2. Pengalaman sebagai realitas
a. Pengalaman itu dinamis (adaptasi&readaptasi semua variasi perubahan)
b. Pengalaman itu temporal (berubah dari waktu ke waktu)
c. Pengalaman itu spatial (tempat tertentu)
d. Pengalaman itu pluralitas (terjadi seluas adanya antarhubungan & antaraksi)
3. Pikiran (Mind) sebagai manusia yang unik
Potensi intelegensi ini meliputi ini kemampuan mengingat, imaginasi, menghubung-hubungkan, merumuskan, melambangkan dan memecahkan persoalan-persoalan serta berkomunikasi (social dan intelek) dengan sesamanya, mind adalah satu integritas di dalam kepribadian, bukan suatu entity tersendiri.
2) Epistimologi
1. Pengetahuan dan kebenaran
Suatu ide yang dapat dilaksanakan adalah suatu ujian atau test atas kebenaran ide tersebut. Kebenaran ialah kemampuan suatu ide memecahkan suatu problem dan merupakan konsekuensi-konsekuensi daripada suatu suatu ide, realita pengetahuan, daya guna dalam hidup. Asas-asas yang berguna bagi efektivitas fungsi berpikir kreatif adalah penyelidikan, makna , pertimbangan, logika dan verifikasi.
2. Pengetahuan itu bersifat pasif
Pengetahuan ialah perbendaharaan informasi, fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip, proses, kebiasaan yang terakumulasi di dalam pribadi sebagai hasil proses antaraksi dan pengalaman-pengalaman.
3. Kebenaran bersifat aktif
Kebenaran adalah hasil tertentu darpada pengetahuan, hasil pemilihan alternatif dalam proses pemecahan masalah.
4. Intelegensi dan operasionalisme
Hakikat intelegensi ialah cara-cara eksperimental dari kehidupan dari kehidupan, metode utam antaraksi manusia dengan lingkungannya.
5. Immediate dan Mediate Experience
Immediate Experience = Pengalaman dalam kesatuan dan keseimbangan dengan tenang tanpa tekanan psikologis (tak ada pertentangan antara subyek dengan lingkungan)
Mediate Experience = Pengalaman ketika kehilangan keseimbangan antara subyek dan lingkungan dengan tenang-terganggu-tenang
3) Aksiologi
1. Approach Empiris
Progressivisme mengapproach (mendekati) masalah nilai secara empiris berdasarkan pengalaman real di dalam kehidupan manusia, khususnya kehidupan sehari-hari.
a. Hubungan antara realitas dengan pengetahuan (tak dapat dipisahkan)
Nilai-nilai lahir dari keinginan, dorongan, perasaan, kebiasaan manusia, sesuai dengan watak manusia yang merupakan kesatuan antara factor-faktor biologi dan social dalam kepribadiannya.
Nilai-nilai ialah sesuatu yang ada dalam kehidupan realita dan dapat dimengerti manusia sebagai wujud, pengetahuan, ide.
b. Nilai instrumental dan nilai intrinsic (analog dengan kedudukan knowledge dengan truth)
Nilai instrumental = tiap-tiap nilai yang berguna di dalam kehidupan manusia untuk hidup. Progresivisme tidak dapat membedakan dengan tajam antara nilai instrumental dengan instrinsik.
c. Nilai sosial dan nilai individu
Individu tidak mewarisi nilai-nilai (baik&buruk) dari generasi terdahulu, dari zaman silam yang amat berbeda dengan zaman dan kebutuhan hidupnya. Individu-individu yang bebas; membentuk masyarakat tak mungkin ada masyarakat tanpa indivdu. Karena itu individu yang bebas ini akan memilih nilai-nilai secara bebas.
d. Perkembangan sebagai nilai
Tiap organisme tumbuh, berkembang, baik dalam arti horizontal (hubungannya dengan alam lingkunagn dan kebudayaan sekarang) maupun vertical (perkembangan yang tanpa akhir untuk terus meningkatkan kualitas perkembangan itu dengan penyelidikan-penyelidikan yang mendalam dan continue).
2. Approach Artistik
Artistik adalah suatu nilai yang memperkaya ekspresi manusia dan suatu enersi pendorong kehidupan bagi umat manusia.
a. Nilai estetika (nilai kesenangan dalam pengalaman manusia)
b. Ilmu pengetahuan dan seni (fungsi berpikir dan kreatif)
3. Democracy as Value (Demokrasi sebagai nilai)
Demokrasi adalah sumber utama tumbuhnya filsafat progressivisme. Demokrasi merupakan nilai ideal yang wajib dilaksanakan sepenuhnya dalam semua bidang kehidupan termasuk di dalam seni dan keagamaan.
0 komentar:
Posting Komentar
Saya Berharap Komentar/ kritik yang membangun oleh Rekan-rekan yang mengunjungi blog ini, Agar dapat lebih baik. Terimakasih